17 Cerita Dewasa; Kumpulan cerita Dewasa Terbaru, Bergambar, Sedarah, Pembantu #Trending
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

17 Cerita Dewasa; Kumpulan cerita Dewasa Terbaru, Bergambar, Sedarah, Pembantu #Trending

Topic [Show]

Cerita dewasa belakangan ini menjadi incaran banyak pengguna Internet di Indonesia. Ternyata tidak hanya di negara kita saja, tetapi beberapa negara termasuk Malaysia, Amerika Serikat dan Singapura juga masuk dalam daftar tersebut. Oleh karena itu, kami telah memberikan banyak informasi yang dapat membantu Anda memperoleh wawasan tentang cerita dewasa yang dikutip dari berbagai sumber. Berikut ini adalah kumpulan cerita dewasa yang harus Anda baca dan perhatikan dengan seksama.

Cerita dewasa pertama yang kami sarankan untuk Anda baca adalah "Five Stories: Adult Stories" (versi bahasa Indonesia). Cerita hari ini sangat menarik dan membahas tentang cerita yang jarang terjadi dalam hidup kita. Kalian pasti akan penasaran dengan cerita yang satu ini. Berikut ini adalah petikan dari cerita tersebut.

Kumpulan Cerita Dewasa Terbaru

Perlu Anda perhatikan bahwa semua story (Cerita Dewasa) di blog ini bukanlah karya Respontrik, melainkan dikutip dari berbagai sumber. Kami telah mengubah ejaan, tetapi tidak termasuk merubah makna atau tema plot cerita. Berikut Ini adalah kumpulan cerita dewasa yang berhasil kami kutip sebagai pembelajaran bersama.

cerita dewasa kumpulan cerita dewasa cerita dewasa bergambar cerita dewasa terbaru cerita dewasa sedarah cerita dewasa tante cerita dewasa 17 cerita dewasa 2019 cerita dewasa pembantu podcast cerita dewasa spotify

Lelaki Tanpa Nama

Sapa malam ini, benar-benar ada luka di mana-mana hari ini. Dalam keputusasaan, saya terjebak dalam kondisi yang memprihatinkan. Kakiku mati rasa dan mataku terasa sangat panas. Seakan Saya ingin menangis, tetapi saya menguatkan hati saya.

Alam semesta tampaknya telah menyebabkan distorsi plot dalam hidup saya. Saya tidak pernah berpikir untuk bertemu dengan Anda. Adhara, adalah sahabatku yang telah berhubungan di luar mukrim dengan kekasihku. Mereka tertawa, bercanda satu sama lain, berpegangan tangan, seolah tidak melihat saya di belakangnya.

Maaf, bukan karena mereka. Tapi karena aku jauh darinya. Alhamdulillah Allah yang baik, telah memperhatikan saya sejak saya masih kecil. Saya bersyukur, tapi di dalam hati, saya tidak bisa berbuat apa-apa.

Saya ingat kejadian saat itu. Di mana, seorang pria meminta saya untuk menyalahkan saya. Namun, saya sudah membencinya, seolah-olah dia yang paling benar. Sebenarnya, saya adalah orang yang salah. Oh, saya benar-benar malu pada diri saya sendiri. Hari itu dia berkata

"Saya melihat bahwa Anda adalah orang yang religius. Anda tidak boleh menjauh dari larangan. Itu wajar bagi Anda, tetapi tidak sama dengan dia. Dia melihat Anda saling gemetar dan kemudian tertawa. Bukankah itu perzinahan?" Kata-katanya sangat tulus. Tapi aku sudah membencinya

“Ini urusanku, tidak ada hubungannya denganmu. Jadi jangan ikut campur,” jawabku singkat Pria itu berkata: "Jangan berprasangka buruk, bukankah sesama Muslim perlu saling mengingatkan jalan menuju kebenaran? Aku akan memaafkanmu."

Hari ini, saya menyadari. Jelas, saya mengabaikan kutukan halus. Biarkan mereka bercinta semaksimal mungkin. Saya kecewa. Saya seharusnya memahami perilaku Adhara. Dia menatap Tama dalam-dalam. Ya, cinta akan membutakan segalanya.

Saya selalu menganggap diri saya sebagai teman Adhara (Adhara) yang selalu mengenal saya dengan baik, dan perlahan menghunus pedang di hati saya. Aku bisa melepaskannya, tapi apakah lukanya masih ada?

Saya pada tahap tidak mempercayai siapapun di luar Allah SWT. Di mana saya harus mengeluh, saya ingin mencampakkan segalanya padanya.

Malam semakin gelap. Sayup-sayup terdengar suara doa, dan saya memarkir motor saya di halaman masjid. Saya ingin meminta maaf padanya. Meminta petunjuk dengan berserah diri kepada sang pencipta. Setelah itu, saya bergegas pulang.

Suasana masjid sangat sepi, hanya sedikit orang yang shalat di masjid seluas itu. Setelah selesai beribadah, saya masih duduk di atas sajadah. Tak lama setelah itu, ada suara merdu yang melantunkan bacaan ayat Alquran. Hati saya sangat gemetar, saya tidak tahu perasaan apa ini. Sekilas, saya kaget sama dia. Saya mendengarkan dengan seksama sampai suara itu berhenti.

Karena suasan itu, Saya melihat jam tangan saya, Ternayata jam menunjukkan pukul 20.30, dan saya segera berkemas.

Saya melihat pria itu di teras, Ku tatap tajam dia, ternyata pria itu sama seperti pria yang muncul di beberapa hari yang lalu. Setelah saya mengerti bahwa itu adalah suaranya. Kami menatap satu sama lain untuk sesaat, tetapi ia menghindari kemudian berkata.

"Maaf," dia menunduk dan berkata.
"Kamu, pria yang sama di hari itu, kan? Aku ingat siapa kamu. Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas teguran yang telah kau sampaikan padaku. Sungguh, aku menyesal saat itu. Allah memberi aku situasi sehingga aku bisa melihat apa yang sebenarnya terjadi. Kekasih yang selama ini saya cintai, ternyata, dia berhubungan layaknya keluarga dengan sahabatku. ”kataku padanya".

"Ya, syukurlah," jawabnya pria itu sangat singkat.

Kau harus tahu, “Orang yang kamu percayai belum tentu memiliki pemikiran yang sama, apakah dia bisa menjaga kepercayaan ini dan sama seperti Anda. Jadi, jangan terlalu berharap banyak untuk orang lain. Aku kenal sahabatmu, Adhara. Dulu, dia adalah sosok pria yang sangat ramah. Bahkan Aku tahu senyumnya itu sangat tulus. Namun, dia menyimpan banyak hal yang membuatnya berubah dan membenci dunia. Jadi, Biarkan dia dan semua urusannya. Tapi ada satu hal yang harus kau ingat. Kamu jangan tinggalkan dia. Dia bukan orang dengan semua kebebasan. Dia, hanya Perlu sebuah bimbingan dari orang yang tepat seperti Anda. Tidak ada salahnya sekali kau tegur dia" Sambung ucap pria itu sebagai penutup di malam itu.

Dia belum pindah tempat. Setelah itu, saya merasa terburu-buru dan langsung menginjak pedal gas. Kulihat Dia dari jauh, menyeberang jalan. Namun, Dari kejauhan, nampak truk datang dan melaju dengan sangat cepat ke arah pria itu. Sebelumnya tidak terlintas oleh ku, apa yang akan terjadi.

Tiba-tiba Pria itu ter-tabrak. Tubuhnya terpental cukup jauh. Melihat kejadian itu, Bergegas aku menghampirinya.

Ketika Aku mendekatinya, Pria itu mencoba mengucapkan kata-kata Allah SWT dan aku melihat sebuah senyuman yang keluar dari bibirnya. Tak lama kemudian, dia pingsan.

Aku hanya dapat berkata dalam hati "Terimakasih, untukmu lelaki yang belum kuketahui namanya".

Kisah Hidup di hari Minggu

Jika Anda bertanya kepada saya apa hari terbaik, maka saya akan mengatakan "Hari terbaik saya adalah itu hari Minggu". Mengapa saya mengatakan demikian? Karena hari itu merupakan Hal terpenting saya untuk pergi keluar dengan teman-teman. Selain itu, pulang kerja adalah waktu yang saya habiskan bersama keluarga. Tapi tidak untuk sekarang. Semuanya telah berubah. Cintaku pada hari Minggu kini menjadi sebuah kebencian.

Ya, saya sangat benci dengan hari Minggu. Hari dimana saya kehilangan orang yang sangat saya cintai dalah hidupku, Bukan hanya itu, Saya juga kehilangan semangat hidup dan segalanya. Oh Tuhan, kenapa? Saya belum punya waktu untuk membual tentang mereka. Saya masih membutuhkan cinta mereka. Kakakku dan aku terpaksa berjalan sendirian tanpa pelukan orang tua kami. Tapi saya yakin mereka masih ingin saya sukses. Oleh karena itu, saya harus berhasil untuk mereka.

Saya belum punya waktu untuk membuat mereka merasa bangga. Saya masih membutuhkan cinta mereka. Kakakku dan aku terpaksa berjalan sendirian tanpa pelukan orang tua kami. Tapi saya yakin mereka masih ingin saya sukses. Oleh karena itu, saya harus berhasil untuk mereka.

"Lily, ayo makan!" Itu suara kakak Fahmi dari balik pintu kamarku. "Tidak, saudara" jawab saya kepada dia. Tidak lama setelah itu dan tanpa permintaan saya, Saudara Fahmi datang ke kamar saya dengan membawa sepiring makanan. Saya tidak bisa menyembunyikan mata saya yang sedih agi.

"Jika Kamu tidak makan sepanjang hari, itu sama saja akan menyakitkan untuk dirimu" katanya kepada saya dengan penuh perhatian. Mendengar kata-kata itu, aku hanya menggelengkan kepala. Seminggu setelah ayah dan ibuku pergi, aku sangat jarang makan apa pun. Kemudian saudara Fahmi berkata kembali "Jika kamu terus melakukan ini, ibu dan ayah pasti akan merasa sangat sedih.

Mereka pasti cemas karena kamu masih belum bangkit. Apakah kamu tidak menyesal dengan sikap kamu yang seperti ini? Dia berkata sambil duduk di sampingku. Matanya tertuju pada jendela yang masih terbuka. “Letakkan saja, aku akan makan nanti,” jawabku.

Fahmi hanya tersenyum dan meletakkan makanan yang ia bawa di atas meja. "Jangan begadang hari ini," ucapnya, kemudian membuka pintu untuk meninggalkan kamar. "Kemana kamu akan pergi kak?"

“Ada urusan untuk sementara waktu. Saya harap kamu tidak akan meninggalkan rumah, ini sudah larut, katanya menenangkan. Bang Fahmi pergi setelah aku mengangguk pelan.

Saya masih mempertahankan posisi tubuh saya, bersandar di tepi tempat tidur. Suasana saat itu sangat tenang. Hanya suara jam dinding yang berdetak setiap detik yang ku dengar. Tak lama setelah itu, Saya terdiam dan tertidur dalam mimpi indah tanpa menyadarinya.

Aku memeluk ibuku yang mana dia telah merawatku. Perasaannya tidak pernah surut padaku dan itu berlangsung selama 15 tahun. Saya merasa sangat tenang. Kehangatan semacam itu, hanya ibu saja yang mampu memberikan. Sebelum semuanya selesai, aku berkata "Bu, kapan ibu bisa menjagaku lagi". “Tanpa anak laki-laki, kamu tidak bergantung pada ibumu. Suatu hari, kamu pasti akan menghabiskan waktumu sendirian. Tanpa ibu, ayah, saudara laki-laki atau siapa pun. Belajarlah, Nak. Kamu harus menjadi wanita yang kuat. Aku yakin kamu bisa "Dia bilang seperti itu dan dengan pelukan erat.

"Ibu ..." Aku bangun dan berteriak. kamu dimana Apakah ini hanya mimpi? Ternyata saya sendirian di kamar sekarang. “Kenapa? Li” Bang Fahmi tampak panik saat memasuki kamarku. Mungkin karena kakak fahmi mendengar teriakanku tadi. “Tidak apa-apa.” Aku menundukkan kepalaku untuk menjawab pertanyaan itu. Sebenarnya perasaan-ku seolah akan menangis, tapi aku ingat apa yang dikatakan ibuku. Saya harus menjadi orang yang kuat.

Saya mencoba menenangkan pikiran, dan Setelah tenang, saya berdiri kemudian pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuh. Beberapa jam kemudian, Usai sarapan bersama Bang Fahmi, saya pamit untuk pergi sebentar ke taman belakang rumah. Taman ini adalah tempat ibu saya memeluk saya dan menyampaikan pesan bahwa saya harus pandai melindungi diri sendiri.

Saya tahu, itu cuma mimpi. Tetapi, meskipun itu hanya sekedar mimpi, saya yakin itu adalah keinginan dari ibu saya. Ia ingin agar saya menjadi mandiri dan kuat tanpa bantuan orang lain. Saya juga harus bersyukur. Karena, setidaknya Bang Fahmi masih bisa menjaga saya sampai sekarang.

Saya berjanji pada diri saya sendiri untuk hari Minggu ini. Saya akan bangkit dan harus menjadi wanita yang lebih kuat. Saya pikir 15 tahun yang diberikan ayah dan ibu saya sudah cukup untuk memungkinkan saya memulai jalan hidup baru. Selain itu, kondisi tersebut saat ini sangat menginspirasi saya. Nah, ternyata hidup tidak selalu menyenangkan. Tetapi terkadang, kita mengalami beban hidup, dan jika itu terjadi dan menimoa kita, sebaiknya kita harus menanganinya sendiri.

Aku Hanya Mencintainya

Pagi itu terlihat sangat cerah, saya pergi ke sekolah untuk pertama kalinya di musim panas. Langit terlihat biru, sedangkan awan putih menggantung di langit. Saya mengemasi pakaian putih dan abu-abu yang di banggakan oleh setiap siswa hingga sekarang.

Tak lama setelah itu, saya menuju ke sebuah gedung yang berada di lantai dua. Saya akui bahwa Sekolah saya saat ini sangat elit dan mahal. Tetapi Bukan karena saya punya uang banyak dan mampu membiayai pendidikan saya. Tetapi semua ini terjadi karena Tuhan telah memberi saya suatu hikmat. Hikmat itu memungkinkan saya untuk belajar di sini secara gratis. Semua siswa baru lari, saya tidak tahu apa yang mereka lakukan. Namun, saya tahu apa yang akan terjadi.

"Hai, anak baru!" Teriak pria tampan itu dengan nada keras.
"Iya Kakak." Jawab aku padanya
“Kamu tuli, tidakkah kamu mendengarku. Cepat ke lapangan. "Meendengar kata tersebut, Aku mengangguk.
"Berhenti!" Aku berhenti kemudian berbalik, "Siapa namamu?"
"Tari, Kakak."
"Oh, baiklah, kamu masuk ke sana."

Dengan perlahan, Aku meninggalkan pria itu. Entah bagaimana ini bisa terjadi, aku merasa sangat benci bersama pria itu. Perasaan ini muncul ketika melihat teman-teman saya berdiri di depan tiang bendera.

Karena saya terlambat, saya juga dihukum olehnya. Dia meminta saya untuk mencari bunga mawar. Setelah aku mendapatkan bunga tersebut, ada seseorang yang menyuruh saya untuk mengaku kepada senior saya dan berkata jika aku mencintainya.

Setelah saya amati, ternyata pria itu adalah salah satu kakak kelas yang sebelumnya memarahi saya. Dengan menundukkan kepala, saya mengatakan cinta padanya.

Saya berharap pengakuannya diabaikan olehnya. Tetapi pemikiran saya salah, Ternyata dia malah menerimaku sebagai pacar. Saya pikir dia hanya bermain-main. Sejak kejadian itu, saya dekat dengan saudara laki-laki yang saat itu senior bernama Dave. Padahal kedekatan kami hanya sebatas saudara laki-laki dan perempuan. Jika ada kesulitan saya selalu meminta bantuannya.

Hampir 3 tahun hubungan kami telah berlalu. Entah kenapa, semakin lama aku bersamanya, aku merasa bahwa hati ini semakin nyaman dengannya. Kala itu, Orang tua saya tidak berdaya. Mereka sering bertengkar di depan saya. Sehingga hati ini terasa sedih. Puncaknya adalah saat wisuda tiba. Perceraian mereka membuatku menutup diri dengan sedih di rumah. Namun, karena bujukan Kak Dave, saya bangkit kembali. Dia menyuruhku agar tetap kuliah. Pikirnya, Karena prestasi Saya di sekolah sangat bagus. Ia terus perhatian, bahkan Kak Dava menyesal karena saya berhenti melanjutkan pendidikan.

Seminggu kemudian saya mendaftar ke suatu universitas di kota. Dan berkat ijin tuhan, saya mendapat beasiswa. Sayangnya, universitas itu berada di kota besar. Yang biaya hidupnya sangat mahal. Adapun orang tua saya, mereka pasti tidak mampu membiayainya. Saya merasa sedih dan seolah menangis.

Sementara itu, Saudara Dave tidak melanjutkan studinya. Dia memilih berhenti dan pergi bekerja. Aku sunguh tidak menyangka denmgan yang dilakukan kakak Dava, ternyata Tujuan ia bekerja adalah supaya dapat membiayai pendidikan saya. Awalnya saya menolak, tapi dia tetap ngotot membujuk saya agar menerima bantuan yang ia tawarkan. Akhirnya Kak Dava bekerja di kota tempat saya belajar dengan maksud agar lebih mudak saat membiayai sekolahku.

Setiap hari dia selalu setia menjemput dan mengantarku pergi ke kampus. Perlakukan itu membuat aku semakin jatuh cinta padanya. Aku berjanji padanya bahwa Aku akan selalu bersamanya saat dalam keadaan suka dan duka. Bahka aku berjanji padanya, Tak akan berpaling meski itu hanya semenit.

Di kampus, karena wajahku yang cantik. Banyak sekali anak kampus yang mendekatiku. Namun, aku tetap cuek dan mengabaikan mereka semua. Karena aku sadar bahwa cintaku hanya pada Kak Dava bukan ke orang lain. Hingga suatu hari terjadi sebuah peristiwa, saat kakak Dava pulang ke kotaku dan disaat sebuah janji untuk kembali telah tersimpan di hati, Tiba-tiba hilang entah kemana. Sorenya, setelah hampir 24 jam lebih aku tak melihatnya. Sebuah kabar buruk tiba-tiba datang dan terdengar jelas oleh telingaku.

Kak Dava yang kurus dan ganteng itu mengalami kecelakaan saat pulang ke kampung halaman. Kala itu kak dava pulang ke kampung dengan maksud untuk mengunjungi orang tuanya. Tetapi naas, Pria yang aku cintai mengalami kecelakaan hingga meninggal di tempat. Hatiku sakit, bahkan Tidak ada semangat hidup yang bisa saya lakukan. Minat saya adalah Kak Dava. Hidupku hanya untuk Kak Dava. Bagaimana saya akan hidup jika pria yang selama ini akau cintai telah pergi untuk selamanya.

Sumber: