Cerpen Romantis. Cerita Cinta Romantis 17+ : Kisah Ana, Tio dan Febi
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Cerpen Romantis. Cerita Cinta Romantis 17+ : Kisah Ana, Tio dan Febi

Topic [Show]

Cerita Cinta Romantis 17+. Selamat malam sahabat. Tidak selamanya cinta menyisakan sebuah luka. Bagi saya, Kata Romatis tidak hanya tumbuh dari ucapan. Justru suatu tindakan yang dapat membuatnya tersenyum-lah yang bisa disebut dengan Romantis.

Perlu kalian ketahui, Ikatan cinta yang romantis tidak hanya dijalani oleh remaja saja. Justru mereka yang sudah menikah pun kerap mengalami kejadian yang dianggapnya punya kesan positif dan meninggalkan kenangan yang tak mungkin di Lupakan. Tapi, saya tidak akan menulis tentang kisah ayah dan ibu.

Memang tidak pernah bosan saya menulis cerita pendek ini hanya untuk menghibur kalian. Meski kisah ini bukan kisah nyata. Tapi, setidaknya bisa kamu jadikan cermin hidup. Terutama bagi kalian yang sudah menjadi seorang Ayah dan Ibu. Ada baiknya membaca serta cermati alur cerita Fiktif ini. Kenapa? Mungkin kalian tidak tahu apa yang di Lakukan Anak perempuan kamu ketika pulang sekolah. Maka dari itu, pahami cerita cinta romantis 17+ ini supaya kalian tahu apa yang sebenarnya dialami oleh Febi dan Ana.

Kisah ini saya angkat dari berbagai kenyataan. Sebelumnya saya pernah menemukan kejadian tak terduga lalu aku kumpulkan menjadi 1 narasi. Setelah itu saya olah menjadi sebuah Alur yang bisa menghibur kalian semua. Ok, ... Berikut adalah kisah cinta romantis remaja 17+ yang bisa kalian baca ...

cerita cinta romantis 17+

Biodata cerita cinta Romantis 17 +

JudulKisah Cinta romantis Ana, Tio dan Febi
TemaCerita cinta romantis 17+
PenulisS. Supriyadi
SumberCerita Fiktif belaka
PartEpisode 0.1
KategoriCerita cinta
Hak CiptaUU IT berlaku
Data Creatae6 Desember 2020
Publikasi7 Desember 2020
Cerita LainyaCerita cinta penuh dosa Episode 1, Episode 2, Episode 3


........... Star Reading .......

Pagi yang cerah diselingi kicau burung kutilang yang merdu membuat Ana terbangun dari tidurnya. Emhhhh... Ia merangkak lalu bangun dari ranjang empuk miliknya. Tak lama kemudian, ia membersihkan diri dan bersiap-siap untuk pergi kuliah.

Ma .... Mama .... Teriak Ana memanggil sang Ibu yang sedang menyiapkan sarapan pagi untuknya. Lalu dijawab oleh ibu 1 anak tersebut "Iya sayang... Kenapa? Ow iya, sarapan dulu ya supaya tidak sakit perut".

Ana pun duduk di kursi makan lalu di ambil sepotong roti dan susu kemudian dimakan olehnya. "Makasih ya mah ..." Kata Ana kepada sang ibu. Lalu bergegas ia berangkat menuju ke kampus.

Sesampainya disekolah, "Ana .... an ... Tunggu" Teriak Febi yang baru saja sampai di sekolah. Lalu Ana bertanya "Kenapa Febi? Pagi gini udah teriak-teriak gitu, habis dikejar maling ya? Kata Ana dengan penuh canda.

"Febi" Bantuin aku dong ... Please ...

"Ana" Emangnya kenapa si? Santai aja kali Feb, Coba deh kamu tenangin diri dulu baru kamu cerita ke aku ada Apa!

"Febi" Begini lo An, Tadi malam aku tu ketemuan sama Tio, terus dia ngajakin putus... Please tolongin aku Dong

"Ana" Tunggu ... tunggu ... Kalau Tio ngajak kamu putus, Artinya dia sudah tidak sayang lagi sama kamu. Ngapain masih kamu pertahanin, Nanti malah tambah sakit hati lho ....

"Febi" Iya An ... Aku tahu, tapi jujur ... Aku masih cinta banget sama dia, Tolongin dong ...

"Ana" Ya sudah, dengerin aku ya! Tio bilang apa ketika mutusin kamu semalam

"Febi" Dia si gak bilang apa-apa. Pas aku ketemu di Cafe, tiba-tiba dia langsung ngajak putus. Udah gitu aja, Kan aneh An....

"Ana" Ok,,, sekarang kamu tenang. Nanti aku coba bicara sama Tio. Tapi kamu harus janji, sementara ini, kamu diam dulu. Biar aku yang urus Ok.

"Febi" Serius kamu An.... Hmmmm makasih ya ....


Ana bersedia membantu Febi yang baru saja diputusin oleh Tio. Ting..... Ting .... Ting .... Suara bel sekolah berbunyi. "Ya udah, yuk kita masuk dulu. Nanti kena marah kalau telat" Kata Ana dengan penuh semangat. Kedunya langsung masuk ke sekolah dan mengikuti mata pelajaran yang ia peroleh dari sang guru.

Ana dan Febi adalah sahabat sejati yang memang keduanya selalu akrab, bahkan hampir setiap bepergian, Mereka selalu bersama. Baginya persahabatan itu penting, karena bisa saling membantu ketika salah satu darinya menemui masalah.

Cerita Cinta Romantis 17+ : Ketika Ana menemui Tio

Ting .... ting ... ting .. ting... Lonceng sekolah kembali berbunyi yang menandakan waktu istirahat telah tiba. Ana langsung menemui Tio yang saat itu keduanya 1 kelas. "Tio .... Tunggu ...." kata Ana dengan nada keras memanggil Tio yang sedang berjalan keluar dari kelas.

Tio pun berhenti dan saat itu juga didepan pintu kelas Ana berkata "Katanya semalam kamu mutusin Febi ya ... Kok tega si kamu... mana gak beri alasan lagi, Pakai hati sedikit kenapa?" Ana dengan penuh emosi karena tak rela sahabatnya di Sakiti.

Tio hanya terdiam dan membungkam. Tapi di dalam hatinya berkata "Seandainya kamu tahu Ana,,, Jujur aku deket sama Febi cuma karena kamu" kemudian ia berjalan meninggalkan Ana. Pada situasi ini, Ana masih belum cukup puas. Dia masih penasaran kenapa Tio tega memutuskan hubungan dengan Febi tanpa memberi 1 alasan yang masuk akal untuknya.

Sehingga, ketika Tio sudah berjalan beberapa langkah. Ana kembali memanggil Tio "Tunggu .... Kamu kan belum jawab pertanyaan aku Tio, kenapa kamu pergi begitu saja? Kamu kan belum beri alasan ke aku. Tolong deh ... beri kesempatan pada Febi!

Kemudian Tio menjawab dengan penuh harapan. "Seandainya kamu tahu apa yang Aku rasakan saat ini. Semuanya tidak seperti yang kamu pikirkan An ...." kemdian Ia kembali berjalan meninggalkan Ana lalu menuju ke kantin.

Rasa penasaran Ana semakin menjadi ketika Tio mengatakan hal itu pada dirinya. "Aneh .. sebenarnya apa yang terjadi dengan Tio" ana berkata dalam hati. Tak lama kemudian, datang Febi menemui Ana.

Ana ... Gimana, apa kata Tio? Tanya Febi dengan penuh harapan. Maaf Feb, Tio tidak memberi penjelasan apapun. Pas aku tanya, dia malah pergi. Sebenarnya ada apa si ... atau jangan-jangan sebelumnya kamu punya masalah sama Dia, Kata ana kepada Febi.

Lalu febi menjawab... Seingat aku, Aku sama Tio tidak punya masalah apa-apa kok. Tiba-tiba dia langsung ngomong gitu ke Aku. Aku tidak habis pikir, Kenapa Tio bisa sekejam itu sama aku. Terus bagaimana ini An... apa yang harus aku lakui sekarang ... sambil menahan air mata yang hendak membasahi pipi.

Feb, Yang sabar ya. Mungkin saat ini ada yang sedang menggangu pikiran Tio. Sudah ah, jangan cengeng! Mending kamu bersihin tu air mata kamu lalu susul tio sekarang di Kantin. Jawab ana kepada Febi ...

An ... kayaknya aku tidak yakin deh kalau Tio bakal balikan sama aku lagi. Aku ngerasa, selama ini aku cuma dianggap teman, bahkan dia tidak seperti cowok lain. Kalau dia beneran cinta sama aku, kenapa ya sejak pertama aku jadian sampai sekarang, Aku belum pernah diajak dia jalan-jalan atau paling tidak dikenalin sama orang tuanya.

Tangisan Febi semakin menjadi. Ia merasa bahwa dirinya tiada arti dihadapan Tio. Sakit yang mendalam kini dirasakan olehnya. Dia tidak menyangka bahwa tio akan meninggalkan dirinya. Lalu dipeluk lah Febi oleh Ana. "Sudah Feb... aku ngerti kok apa yang kamu rasain sekarang. Tapi, selagi ada kesempatan. Tidak ada salahnya kan kamu menemui Tio dan membicarakan hal ini dengan baik, Kata ana yang juga ikut sedih.

Kemudian Ana melepaskan pelukan itu sambil melanjutkan obrolan tersebut kepada Febi, "Jika kamu beneran masih cinta sama Tio, buruan susul dia di Kantin" !!! Ungkap ana yang selalu mendukung febi untuk mendapatkan cintanya kembali.

An .. Makasih ya, Kamu selalu support aku. Ya sudah ... aku samperin Tio dulu. Febi pun meninggalkan ana untuk menemui Tio yang sedang berada di Kantin belakang kampus. Sementara itu, Ana masih penasaran dengan perkataan yang ia peroleh dari Tio.

Febi menemui Tio dengan penuh kesedihan


Cerita Cinta Romantis 17+; Febi pergi ke kantin untuk menemui Tio dan membicarakan hubungan asmara mereka. Dirinya pun berharap agar Tio mau balikan lagi. Kala itu pukul 11:30, terlihat Tio sedang makan Mie sendirian.. sesampainya di kantin, Febi langsung menghampiri Tio lalu menggali informasi tentang alasan kenapa Tio tega memutuskan dirinya.

"Febi" Tio ... dengan nada rendah dan sedih, Kamu marah ya sama aku. Tio hanya terdiam, Lalu Febi kembali memanggilnya. Tio ... apa kamu tidak mau aku duduk disini? Atau kamu tidak ingin melihat aku lagi?

"Tio" Ow kamu Feb ... silahkan duduk saja. Aku gak apa-apa kok. Ow iya kamu mau makan apa?

"Febi" Enggak kok, Aku bisa duduk disamping kamu aja sudah seneng. Sebenarnya aku kesini, .... Ada yang ingin aku tanyakan ke kamu.

"Tio" Ow ya.. Kira-kira tentang apa ya,,, Ow iya ... Febi, Aku minta maaf soal yang semalam ya ... Jujur aku tidak ingin membuat kamu sedih ....

"Febi" Jadi, apa itu artinya semalam kamu bercanda? Febi dengan wajah sedikit cemberut

"Tio" Jujur ... Aku tidak bisa membohongi hati aku Feb. Mungkin selama ini, kamu anggap jika aku serius sama kamu.Tapi, sebelumnya aku minta maaf .... banget. Jujur aku dekat sama kamu cuma ingin dekat dengan Ana saja. Aku tidak tahu, Kenapa pas aku dekat sama kamu.. Aku merasa kalau kamu adalah satu-satunya yang bisa bantu aku buat dekat sama Dia. Tapi sekarang aku sadar Feb. Bahwa apa yang aku lakukan ke kamu itu salah, apa lagi aku berpura-pura suka sama kamu. Feb, Aku minta maaf ya ... Aku tidak bisa menjadi pendamping kamu.


Mendengar penjelasan Tio yang sedemikian, Febi langsung meneteskan Air mata. Dia tidak menyangka, Sekejam itu tio perlakukan dirinya. Tapi akhirnya dia tahu yang sebenarnya terjadi. Tak lama kemudian, Tio melanjutkan pembicaraan.

"Tio" Feb, aku mohon sama kamu. Lupakan aku! Aku bukan orang baik yang pantas buat kamu cintai. Di luar sana, banyak pria yang jauh lebih baik daripada Aku.


Mendengar hal itu, Febi terus mengeluarkan air mata. Yang dia rasakan saat itu hanyalah sakit dan begitu berat melupakan Tio. Entah kenapa, ini harus terjadi kepada dirinya. Lalu bergegas Tio mengambil Tisu dan membersihkan air mata yang membasahi pipi Febi sambil berkata, "Febi .... kamu mau kan maafin aku?" Tak lama kemudian, Febi mencoba mengutarakan perasaan yang saat itu sedang ia rasakan.

"Febi" Tio .... disaat aku sudah terlanjur cinta sama Kamu, kamu malah pergi. OK itu tidak masalah. Tapi, jujur Aku belum sanggup menghapus perasaan ini. Aku sudah maafin kamu kok. Munkin kamu benar, Aku memang tidak pantas buat kamu. Satu hal yang perlu kamu ingat Tio, Jika kamu benar suka dengan Ana. Cintai dia dengan tulus! Jangan buat dia menangis. Ow iya, lebih baik .... Mulai sekarang, kita gak usah saling ketemu lagi.

Setelah meluapkan semua perasaan itu, Febi langsung pergi meninggalkan Tio. Saat itu pula Tio merasa sangat bersalah. "Febi ..... feb .... febi, tunggu... ujar Tio dengan penuh penyesalan.

Febi langsung menuju ke Ruang kelas dan mengambil tas kemudian datang ke ruang Guru. "Maaf pak, saya mau pamit. Aku merasa gak enak badan" kata Febi kepada salah satu guru. Kemudian, sang Guru mengijinkan Febi pulang. "Terimaksih pak, Aku pamit dulu" .....

Febi pun langsung pulang sambil bercucuran air mata. Ia sangat merasakan sakitnya jatuh cinta. Tapi, dia harus merelakan Tio untuk sahabatnya yaitu Ana. Ia hanya bisa berharap agar Ana tidak mengalami perihnya hati yang tersakiti.

Ana kehilangan Febi, Sahabat sejatinya

Ketika Febi meninggalkan kampus, lonceng sekolah kembali berbunyi. Semua siswa dan siwisi masuk untuk menyelesaikan tugas yang diberikan saat itu. Tapi, Terlihat ana yang merasa kebingungan. "Di mana Febi ... ini kan sudah bukan jam istirahat". Karena memikirkan Febi, Ana menjadi tidak fokus. Tapi ia tetap mengikuti mata pelajaran sampai selesai. Akhirnya, setelah 1 jam menyelesaikan tugas. Jam sekolah pun usai, bergegas semua siswa dan siswi keluar dari ruangan dan pulang.

Namun, tidak untuk ana. Dia hanya duduk dibangku depan kelas untuk menunggu Febi. Lalu, lewat Tio seorang diri dari dalam kelas. "Tio .... tunggu, kamu lihat Febi gak", tanya Ana kepada Tio. Lalu dijawab oleh Tio "Tidak, memangnya kenapa An ...?" Dengan penuh penasaran.

"Ana" Tadi, pas jam istirahat. Febi kan nyamperin kamu ke kantin. Masa kamu tidak tahu, kamu kan yang terakhir sama dia.

"Tio" Iya itu benar. Tapi, setelah aku berikan alasan... dia langsung pergi. Aku pikir Febi menemui kamu

"Ana" Sebenarnya ada ap ini? Awas kalau sampai terjadi apa-apa sama Febi. Kamu harus tanggung jawab ya.

"Tio" lho .... kenapa aku meski tanggung jawab. Aku kan tidak ngapa-ngapain dia

"Ana" Pokoknya, habis pulang kamu harus ikut aku cari febi. Kalau sampai Febi kenapa-kenapa, awas kamu ...

"Tio" Ok, Siapa takut. Tanpa berfikir lama, Tio langsung menerima ajakan Ana. Setelah obrolan mereka selesai, ia pun pulang ke Rumah masing-masing.

Sesampainya di Rumah ... Mama .... ma Ana pulang .... lalu keluar sang Ibu "Eh anak mama yang cantik, gimana tadi pelajaranya. Ya sudah ... sana ganti baju dulu! Ana langsung menuju ke Kamar. Setelah ganti baju, ia mengambil ponsel dan mencoba menghubungi Febi. Tapi, tidak satupun panggilan di jawab oleh Febi. Sesekali ia menghubunginya lewat chat whatsapp, tetapi tetap saja tidak ada balasan.

Feb ... kemana si kamu, jangan gini dong. Kata ana dalam hati. Lalu ia menghubungi Tio lewat panggilan "Tio, gimana? Sudah dapat kabar dari Febi belum" lalu di jawab olehnya "Belum ada ni, emang dia gak hubungin kamu ya?" Tanpa berfikir lagi, Ana mengajak tio untuk mencari Febi bersama. "Ya sudah, buruan kamu kesini! Jemput aku ya... kita cari febi bareng-bareng".

Lalu ditutup panggilan tersebut dan Tio merasa sangat senang karena bisa berduaan dengan Ana. "Akhirnya ... aku bisa juga jalan bareng sama Ana. Mungkin aku bisa mengutarakan perasaan aku sama dia kali ya". Bergegas tio menyalakan mobil dan menuju ke Rumah Ana.

Jarak Rumah Tio dengan Ana cukup jauh, sehingga memakan waktu selama 30 menit untuk sampai ke rumah Ana. "Aduh ... lama banget si Tio ..." Tak lama kemudian. Ting tong ..... suara bel rumah berbunyi, Sang ibu membuka pintu lalu "Selamat siang Tante, Ow iya ... apa Ana ada di Rumah?" Lalu dijawab "Ow iya, yuk masuk ... kalau boleh tahu kamu, siapanya Ana ya" Tio kembali menjawab, "Aku Tio, teman sekampus Ana Tante".

Ibu Ana menyambut Tio dengan penuh ramah. "Nak Tio, silahkan duduk. Ow iya tunggu sebentar, Ibu panggilin Ana dulu ya" lalu Tio menjawab "Iya tante".

Sang ibu 1 anak tersebut langsung menuju ke kamar Ana dan mengetuk pintu. Tok ... tok ... tok, "Ana ... ada tamu tu diluar" kata sang ibu dengan wajah ceria. Kemudian di buka pintu tersebut oleh Ana sambil bertanya "Siapa Ma?". Sang ibu menjawab dengan penuh rasa percaya diri. "Katanya si teman sekampus kamu, Tio namanya. Tapi ibu tidak yakin, Dia pasti pacar kamu" tanya sang ibu kepada Ana.

"Ana" Mamah ini, ada-ada aja deh. Mana mungkin ada yang mau sama Ana mah. Udah ah, jangan ngaco ..

"Ibu" Ya sudah, buruan temui dia, Jangan lupa... Suruh dia santai dulu ya ...

Lalu ana keluar dan menemui Tio. "Eh kamu Tio, Sudah lama ya? Tanya ana.

"Tio" Gak kok, baru saja sampai ... Ow iya, Ibu kamu orangnya ramah juga ya

"Ana" Ah kamu ini, bisa saja. Awas jangan ngerayu dia Lho, apa lagi macam-macam sama aku.

"Tio" iya-iya, siapa juga yang mau nyakiti kamu. Ow iya, Gimana dengan Febi? Belum ada kabar juga ya dari dia ...

"Ana" Iya ni ... Aku jadi panik. Memang dia tidak bilang mau pergi kemana gitu?

"Tio" Tadi siang si tidak bilang apa-apa. Cuma aku ngerasa bersalah banget sama dia. Soalnya tadi dia nangis gara-gara aku

"Ana" Serius kamu, ... terus gimana dong? Ya sudah, kita samperin ke rumahnya aja gimana. Mungkin dia dirumah.

"Tio" Ya sudah... ayo buruan. Kamu pamitan dulu deh sama ibu kamu, nanti dikira aku culik kamu lagi.

Akhirnya keduanya berpamitan dan pergi menuju rumah Febi. Mereka pergi mengendarai mobil Tio, sementara itu. Sang ibu berkata "Akhirnya, Ana sudah punya pacar. Semoga saja mereka bisa saling menjaga".

Keduanya terlihat serasi seperti 1 pasangan cinta romantis. Ketika di dalam mobil, Ana dengan wajah cantiknya berkata dalam hati "Ternyata Tio ganteng juga, Baik lagi. Tapi, tidak habis pikir, sebenarnya apa yang membuat dia memutuskan hubunganya dengan Febi".

Tak lama kemudian, Ana memulai obrolan di dalam mobil. "Tio, kalau boleh tahu..... Hmmm sebenarnya apa si yang membuat kamu meninggalkan Febi? Maaf lho sebelumnya, Aku tidak bermaksut ikut campur. Tapi, jujur Aku penasaran sama kamu ketika kamu bicara di kampus". Ungkap Ana kepada Tio.

Tak lama kemudian, Tio menjawabnya. "Nanti kamu bakal tahu sendiri kok An......" ternyata Tio masih memendam perasaanya pada Ana. Mungkin menurutnya saat itu bukan waktu yang tepat untuk mengatakan Cinta.

Obrolan pun terus menjadi yang akhirnya antara Tio dan Ana menjalin persahabatan yang erat. Sementara itu, Febi ternyata pulang ke Rumah. Terlihat dia sedang berkemas-kemas memasukan semua baju ke Koper besar. Dia terlihat sangat rapi saat itu, Lalu tiba-tiba, Ana dan Tio sampai di depan rumahnya.

Tok .... tok ... tok ... tok ... Ana mengetuk pintu dan "Asaalualaikum ...." Febi pun langsung menuju ke depan lalu membuka pintu. Tiba-tiba ana memeluk Febi sambil berkata "Akhirnya ... Feb ... kamu kenapa si, pulang duluan. Kamu tahu gak, Aku panik banget lho." Kemudian dilepas pelukan Ana.

"Febi" Ngapain kamu kesini Ana... Yuk masuk dulu .... Kemudian Ana dan Tio pun masuk kedalam Rumah.

Sebelumnya, Ana dan Tio belum pernah datang ke Rumah Febi. Sehingga, mereka tidak tahu apakah Rumah itu miliknya atau bukan. Tak lama kemudian, Ana bertanya kembali kepada Febi "Ow iya Feb .... Mama kamu mana?" Febi masih terlihat sedih. Lalu dijawab olehnya "Kedua orang tua aku pergi sejak aku masih kecil An. Mereka bercerai. Sampai sekarang, aku tidak bisa melihat wajah mereka seperti apa.

Ana pun merasa sedih karena mendengar penjelasan Febi yang sedemikian. "Sstttt Feb ... maaf ya. Ow iya ngomong-ngomong kamu kok rapi banget. Memangnya mau kemana? Kita ikut ya ... Ow iya, maaf aku ngajakin Tio juga kesini karena aku harus minta dia buat tanggung jawab ke kamu".

Lalu Tio mencoba bicara dengan Febi. "Feb .... kamu masih marah sama aku? Sekali, aku minta maaf sama kamu. Aku yakin kok. Kamu bakal nemuin cowok yang jauh lebih baik daripada aku". Dengan mata yang masih terlihat berkaca-kaca ketika mendengar perkataan Tio, Febi pun menjawab. "Sudah Tio, gak apa-apa. Mungkin kita belum jodoh, tapi kamu harus janji sama aku! Tolong jaga Ana baik-baik".

Tio pun menjawab, "Pasti Feb... aku akan berusaja. Terimakasih ya, kamu mau mengerti" Kata tio. Lalu terlihat Ana sangat bingung mendengar obrolan mereka. "Tunggu-tunggu, ini maksudnya apa ya ... kok aku jadi pusing gini si", kata Ana.

"Ana" Febi .... ini maksutnya apa ya, tolong ya jangan bikin hal yang tidak-tidak.

"Febi" Ana ... Tio sama Aku sudah tidak ada hubungan apa-apa. Perlu kamu ketahui, dari dulu Tio mencoba mendekati kamu. Jadi, aku mohon sama kamu ... jika kamu suka sama Tio, tolong beri kesempetan untuk dia .....

"Ana" Kamu ngomong apa si Feb... jangan bercanda deh. Mana mungkin aku cinta sama Tio, itu sama artinya aku makan kebahagian teman sendiri.

"Febi" Ini bukan salah kamu Ana, lagian aku sama Tio kan sudah tidak ada hubungan apa-apa. Benar kan Tio?

"Ana" Jadi, kalian sudah merencanakan ini semua ya?

"Tio" Tidak ada yang merencanakan Ana

Disini Febi mencoba menutupi kesedihan itu. Dia berharap agar Ana tidak mengalami patah hati seperti dirinya. Sedangkan Ana tidak menyangka bahwa akan terjadi kejutan seperti itu. Memang dalam hati kecilnya, Diam-diam Ana menaruh hati pada Tio. Tapi demi kebahagian Febi, Ana tidak mengutarakan perasaan itu ke siapapun. Lalu ana bangun dan duduk disebelah Febi kemudian berkata "Feb .... Aku minta maaf ya. Aku tidak bermaksut sakitin kamu Feb". Dijawab oleh Febi "Ana, Tidak ada yang bisa disalahkan. Semua ini sudah menjadi takdir dari sang kuasa, Tinggal bagaimana kita menyingkapinya.

Tio Mengatakan Cinta kepada Ana

Tio pun bangun dari tempat duduk, lalu mendekati Ana. Di Raih tangan Ana oleh Tio kemudian berkata "Ana, sekarang kamu tahu apa yang sebenarnya terjadi. Apa kamu bersedia membuka hati dan menjadi pacar Aku". Ana terdiam ... dan terlihat Febi menahan sedih yang tertutupi. Tak lama setelah Tio mengatakan cintanya, Ana mengangukkan kepala 2 kali yang artinya dia menerima cinta Tio dan memberi kesempatan untuknya memulai lembaran baru bersamanya.

Akhirnya semenjak itu, Tio dan Ana resmu berpacaran. Tio pun langsung memeluk Ana sambil berkata "Terimakasih An ... aku janji bakal jaga kamu. Makasih ya". Tiba-tiba "Sudah-sudah.... ow iya sampai lupa, kalian mau minum Apa? Lalu di jawab oleh Tio ... Feb ... kamu ini, ganggu aja dengan penuh canda. Akhirnya mereka tersenyum bersama, terutama Ana dan Tio yang saat itu mulai merasakan kebahagiaan yang sebenarnya.

Ketiga remaja itu kini merayakan kebahagiaan bersama dirumah Febi. Febi sendiri iklas jika Tio jadian sama Ana, dia tahu bahwa cinta memang tidak bisa dipaksakan. Untuk menutupi kesedihan itu, Febi berencana pindah kontrakan supaya jauh dari Ana dan Tio. Pikirnya jika dia masih tinggal dan kuliah bersama, Dia takut mengganggu kebahagiaan Ana dan Tio. Tapi, rencana itu tidak diketahui oleh siapapun. Nantikan kisah mereka pada Episode berikutnya ....

Tag: Cerpen romantis Cerpen Cinta Romantis Cerpen romantis Korea Cerpen romantis Wattpad Cerita Romantis Baper Cerpen Romantis SedihCerpen Cinta Romantis banget Cerpen Romantis PDF Cerpen Romantis pernikahan karena perjodohan